Tahu Pong
Makanan dengan bahan dasar tahu ada banyak di daerah. Namun tahu pong cuma otentik di Semarang, selain lumpia, bandeng presto, serta wingko. Belum tentu Anda suka, tapi saya sangat menyarankan untuk mencicipinya. Di Semarang, saya kerap menjumpai orang 'setanah air' saya itu di menyebutnya dengan tahu pong atau tau pong dengan 'ng' yang sedikit dengung. Coba Anda bunyikan seperti mereka deh.
Tentang tahu pong, kuliner Semarangan ini kabarnya memiliki sejarah perpaduan budaya peranakan Tionghoa dengan budaya Jawa yang sangat kental. Jika melihat bahannya, memang demikian. Tahu pong dibuat dari bahan makanan khas Tionghoa seperti kecap, lobak yang merupakan makanan khas yang dibawa oleh leluhur Tionghoa atau Tionghoa di Indonesia. Telur, udang, dan petis merupakan makanan istimewa khas pantura Jawa atau lokal Semarangan.
tahu-pong-1Cerita ini cukup masuk akal mengingat pada mulanya tahu adalah makanan khas Tiongkok yang dalam bahasa Hokian disebut dengan 'tauhu' (kedelai yang difermentasi). Sementara petis sendiri yang merupakan paduan dalam penyajian tahu pong, merupakan bahan asli Indonesia.
Berbeda dengan terasi yang dikenal hampir di seluruh kawasan Asia Tenggara, petis lebih dikenal di Indonesia khususnya di pesisir utara Jawa, dari barat hingga ke timur. Kalau nama tahu pong, ada cerita itu berasal dari customized organization kopong atau kosong. Individualized structure lainnya tahu yang dipakai memang yang kosong bagian tengahnya.
Namun ada juga pendapat bahwa nama pong berasal dari customized organization 'phong' yang dalam dialek Banlam (Hokkian Selatan) berarti menggembung. Semua gambaran pendapat itu tepat, tahu pong yang bagian tengahnya kosong itu akan menggembung saat digoreng.
Menurut cerita orang tua-tua, makanan ini cukup well known di Semarang sejak tahun 1930-an. Tahu pong merupakan jajanan rakyat yang karib di kalangan masyarakat. Hingga di kisaran tahun 70-a hingga 80-a, tahu pong masih mudah ditemui di pasar, terminal, dan tempat-tempat ramai. Ada pula yang menjajakannya keliling dengan gerobak ke kampung-kampung.
Walaupun kini penjaja tahu pong tidak seramai dahulu, penyuka kuliner khas daerah bisa menuju Depok. Banyak penjual berjajar setiap sore sekitar pukul 16:00 WIB. Tahu pong cocoknya memang disantap malam hari tapi bila tak sempat berwisata kuliner di malam hari, datanglah ke Jl Gajah Mada Semarang, tepat di seberang Gereja Bethel. Mereka berjualan mulai pukul 10.00. Buruan ya, karena pukul 20.00 tempat ini tutup.
Meski dikatagorikan sebagai jajanan atau nibble, makanan ini tidak dapat dikatakan ringan atau bergizi pong apalagi kosong lho. Satu porsi lengkap tahu pong sesungguhnya tak hanya berisi tahu, jadi cocok untuk makan utama. Seporsi tahu pong ada 6 hingga 8 macam isian. Ada tahu emplek yaitu tahu sutra yang padat lagi lembut dan cukup tebal nan lebar tak seperti tahu pong.
Ada yang disebut gimbal yaitu bakwan udang yang digoreng tipis melebar dan telur rebus yang digoreng. Yang tak mau porsi lengkap karena terlalu banyak, bisa memesan macam isian yang disesuaikan dengan keinginan. Bisa dimakan lauk saja atau bisa ditambah dengan sepiring nasi. Semua disajikan panas atau hangat karena saat menyajikan, penjual baru akan menggoreng pilihan isian sesuai pesanan pelanggan.
Posting Komentar